Dak Galbi, Hidangan Tradisional Korea Selatan Dengan Nilai Historis

- Senin, 31 Oktober 2022 | 15:38 WIB
Dak galbi makanan tradisional Korea Selatan (korea herald)
Dak galbi makanan tradisional Korea Selatan (korea herald)

Hallyuvibe - Bila mendengar hidangan tradisional Korea Selatan, tidak jarang kata dan gambar yang tersirat dalam kepala adalah tteobokki, ramyeon, kimchi ataupun hidangan lain.

Sebagai salah satu negara dalam kawasan Asia Timur, nasi sudah disematkan menjadi santapan pokok sehari-hari.

Menyantap nasi hanya dengan sayur-mayur tanpa adanya lauk berat terutama daging dirasa kurang pas di lidah.

Hidangan tradisional Korea Selatan umumnya identik dengan daging ayam, daging sapi, rumput laut, dan nasi yang diolah menjadi berbagai jenis hidangan salah satunya dak galbi.

Dak galbi, hidangan berbahan dasar daging ayam yang memiliki nilai sejarah tersendiri bagi masyarakat Korea pada tahun 1950.

Perang Chuncheon pecah pada 25 Juni 1950 menjadi gerbang awal lahirnya hidangan tradisional dak galbi dimana harga jual daging ayam berada di bawah daging babi atau dengan kata lain adanya subtitusi lauk berat.

Terdapat beberapa bahan pelengkap lain untuk memasakan dak galbi selain daging ayam yaitu sawi, wortel, bawang putih, sambal khas Korea Selatan (gochujang/chili paste sauce), dan bahan pendukung lain.

Bahan dan cara pengolahan yang sederhana serta menyelipkan nilai historis sehingga tidak heran bila hidangan tradisional ini membekas di lidah banyak orang.

Selain bahan dan cara pengolahan yang mudah, cara penyajian dak galbi diletakkan di dalam wadah berukuran besar tahan panas untuk disantap dengan sanak keluarga.

Masyarakat dapat menyantap dak galbi kapanpun dan dimanapun, namun saat musim dingin tiba (winter season) restoran yang menjual dak galbi jauh lebih ramai ketimbang musim lainnya.

Pengolahan dak galbi yang dibakar (grill) diburu masyarakat luas saat musim dingin bertujuan untuk menghangatkan tubuh yang telah diterjang suhu dingin mencapai -6 derajat celcius.

Kontributor: Divya Sanjay

Editor: Novani Indra Kustanti

Sumber: Korea Herald, visitkorea

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X